Powered By Blogger

Senin, 23 Juli 2012

PERENCANAAN CAMPURAN BETON


1.      Mutu beton yang direncanakan (fc’)  = 60 MPa
2.      Nilai standart deviasi (Sr), k = 1.64)   = 5 MPa
3.      Slump                                                  = 50 mm
4.      Semen Type 1
-       Berat Jenis                                   = 3.15
5.      Benda Uji                                            = silinder
6.      Agregat halus
-          Alamiah (tidak pecah)
-          Absorbsi                                        = 1.8 %
-          Berat Jenis SSD                            = 2.6 gr/cm3
-          Berat satuan (lepas) γ                    = 1.35 kg/L     = 1.35 gr/ cm3
-          Kadar Air                                      = 1 %
7.      Agregat kasar
-          Batu pecah
-          Absorbsi                                        = 3 %
-          Berat Jenis SSD                            = 2.64 gr/cm3
-          Berat satuan (lepas) γ                    = 1.42 kg/L     = 1.42 gr/ cm3
-          Kadar Air                                      = 2 %
  1. Kepadatan agregat halus pada saat kering dalam = 1726 Kg/m3
  2. Kepadatan agregat kasar pada saat kering dalam = 1638 Kg/m3
10.  Hasil Uji laboratorium
Ayakan (mm)
Pasir( % lolos)
Kerikil (% lolos)
38
19
9.6
4.8
2.4
1.2
0.6
0.3
0.15
-
-
100
95
87
78
62
25
3
100
100
52
7
0
-
-
-
-



9.      Susunan besar butir kerikil

Ayakan
B2.882
% Berat yang lewat pada ayakan
4.8 – 38
4.8 – 19
4.8 – 9.6
38
19
9.6
4.8
95 – 100
37 – 70
10 – 40
0 – 5
100
95 – 100
30 – 60
0 – 10
100
100
50 – 85
0 -10

Batas – batas susunan besar butir agregat gabungan
Ayakan
BS.882
Mm
% Berat yang lewat pada ayakan
Besar butir maksimum (mm)
76
38
19
9.6
76
38
19
9.6
4.8
2.4
1.2
0.6
0.3
0.15
100
47 – 63
35 – 52
26 – 42
20 – 35
17 – 29
13 – 24
8 – 17
4 – 9
-
100
100
50 – 75
35 – 60
23 – 47
18 – 37
12 – 30
7 – 23
3 – 15
2 – 6
100
100
100
45 – 75
29 – 49
23 – 42
15 – 35
9 – 28
2 – 13
1 – 3
100
100
100
100
28 – 75
21 – 60
17 – 47
14 – 35
5 – 21
0        – 1

Dari hasil uji laboratorium, dapat kita ketahui bahwa besar butir maksimum = 19 mm ≈ 20 mm




Langkah – langkah perencanaan campuran beton
1.      Kuat Tekan beton yang disyaratkan f’c
Kuat tekan yang disyaratkan (characteristic strength) ditetapkan dengan kekuatan tekan karakteristik 60 MPa pada umur 28 hari.

2.      Deviasi Standart Sr
Deviasi standart ditetapkan sebesarkan 5 MPa

3.      Nilai Tambah
Nilai tambah dihitung menurut rumus :
M = k * Sr
Dimana :
M = nilai tambah
k  = tetapan statistic yang nilainya tergantung pada presentase hasil uji yang lebih rendah dari f’c. Dalam hal ini diambil nilai k = 1.64
Sr = deviasi standart = 5 MPa
Jadi,
M = 1.64 * 5 = 8.2MPa

4.      Kuat tekan beton rata – rata yang ditargetkan fcr’
fcr’ = f’c + M
fcr’ = 60 + 8.2 MPa
fcr’ = 68.2 MPa

5.      Jenis Semen
Jenis semen yang digunakan Semen Type 1

6.      Jenis Agregat
Jenis Agregat yang digunakan dalam pembuatan beton ini :
11.  Agregat halus            : Tidak Pecah (batu alam/pasir)
12.  Agregat kasar            : Pecah (kerikil)


7.      Faktor Air Semen
Dengan menggunakan Tabel 1 dan Grafik 1 dengan data sebagai berikut :
13.  Jenis semen                 : Tipe 1
14.  Jenis agregat kasar      : Batu pecah
15.  Umur beton                 : 28 hari

Tabel 1
Perkiraan Kekuatan Tekan (N/mm2) Beton dengan faktor air semen 0.5 dan jenis semen dan agregat kasar yang biasa dipakai di Indonesia.
JENIS SEMEN
JENIS AGREGAT KASAR
KEKUATAN TEKAN (N/mm2)
PADA UMUR (HARI)
BENTUK BENDA UJI
3
7
28
91
Semen Portland Type 1 atau Semen Tahan Sulfat Type II, V
Batu Tak Dipecahkan
17
23
33
40
Silinder
Batu Pecah
19
27
37
45
Batu Tak Dipecahkan
20
28
40
48
Kubus
Batu Pecah
23
32
45
54
Semen Portland Type III
Batu Tak Dipecahkan
21
28
38
44
Silinder
Batu Pecah
25
33
44
48
Batu Tak Dipecahkan
25
31
46
53
Kubus
Batu Pecah
30
40
53
60

Dengan menggunakan tabel diatas dengan data yang telah ditetapkan, maka kekuatan tekan beton pada 28 hari dengan menggunakan semen Type 1 dan jenis agregat kasar adalah batu pecah sebesar 37 N/mm2.
Kuat tekan tersebut diplotkan kedalam grafik 1 maka akan didapatkan harga faktor air semen berdasarkan data dari Tabel 1 maka :
Faktor air semen = 0.43

8.   Faktor air-semen maksimum
Untuk menentukan faktor air semen maksimum digunakan Tabel 2.
Beton yang akan digunakan untuk konstruksi Rigid Pavement.

Tabel 2
Persyaratan jumlah semen minimum dan faktor air semen maksimum untuk berbagai macam pembetonan dalam lingkungan khusus.

JUMLAH SEMEN MINIMUM PER m³ Beton (kg)
NILAI FAKTOR SEMEN MAKSIMUM
 Beton di dalam ruang bangunan :


Keadaan keliling non-korosif
275
0.6
Keadaan keliling korosif disebabkan oleh kondensasi atau uap korosif
325
0.52
 Beton di luar ruang bangunan:


Tidak terlindung dari hujan dan terik matahari langsung
325
0.6
Terlindung dari hujan dan terik matahari langsung
275
0.6
 Beton yang masuk kedalam tanah:


 Mengalami keadaan basah dan kering yang berganti-ganti
325
0.55
Mendapat pengaruh Sulfat dan alkali dari tanah



Dari tabel diatas dengan menggunakan data yang telah ditetapkan maka:
Jumlah semen minimum beton per m3            = 325 kg
Nilai faktor air semen maksimum                    = 0.6
Nilai faktor air semen yang diperoleh dari butir 7 lebih kecil dari nilai faktor air semen  maksimum, maka yang dipakai adalah nilai faktor air semen yang terendah = 0.43   

9.      Nilai Slump
Nilai Slump = 50 mm.

10.  Ukuran agregat maksimum
Dari hasil uji laboratorium, didapatkan Ukuran agregat maksimum = 20 mm

11.  Nilai kadar air bebas
Untuk menentukan kadar air bebas digunakan Tabel :

TABEL 3
Perkiraan Kadar Air Bebas (Kg/M³) Yang Dibutuhkan Untuk Beberapa Tingkat Kemudahan Pengerjaan Adukan Beton
S L U M P (mm)
0-10
10-30
30-60
60-100
 UKURAN BESAR BUTIR
JENIS AGREGAT

10
 batu tak dipecahkan
150
180
205
225
 batu pecah
180
205
230
250
20
 batu tak dipecahkan
135
160
180
195
 batu pecah
170
190
210
225
40
 batu tak dipecahkan
115
140
160
175
 batu pecah
155
175
190
205



Dengan data :
Slump                          = 50 mm
Ukuran besar butir      = 20 mm
Agregat kasar              = batu pecah
Agregat halus              = batu tak dipecahkan

Didapatkan nilai kadar air bebas untuk :
Agregat kasar (Wf)     = 180 kg/m3
Agregat halus (Wc)     = 210 kg/m3

       Rumus :
            Kadar Air Bebas =

10.                 Kadar Semen
        Kadar semen = 441.86 kg/m3

11.  Kadar Semen Maksimum
Kadar Semen Maksimum tidak ditetapkan maka diabaikan.

12.  Kadar Semen Minimum
Kadar semen minimum untuk konstruksi Rigid Pavement berdasarkan Tabel 2 = 275 kg/m3

13.  Faktor Air Semen yang disesuaikan
16.  Dapat diabaikan apabila syarat umum kadar semen (kadar semen minimum) sudah terpenuhi
17.  Apabila kadar semen minimum lebih besar dari item 12, maka faktor air semen yang disesuaikan adalah yang maksimal.
18.  Kadar semen dari 12 > kadar semen minimum, maka yang digunakan kadar semen dari item 12 = 441.86 kg/m3  



14.  Daerah Gradasi Agregat Halus
Berdasarkan Hasil Uji Laboratorium, diketahui bahwa Agregat Halus yang digunakan berada pada daerah Gradasi Zone 3

Hasil Uji Laboratprium



Ayakan (mm)
Pasir
(% lolos)
38
19
9.6
4.8
2.4
1.2
0.6
0.3
0.15
-
-
100
95
87
78
62
25
3

Ayakan
BS.882
Mm
% Berat yang lewat pada ayakan
Grading
Zone I
Grading
Zone II
Grading
Zone III
Grading
Zone IV
9.6
4.8
2.4
1.2
0.6
0.3
0.15
100
90 – 100
60 – 95
30 – 70
15 – 34
5 – 20
0 - 10
100
90 – 100
75 – 100
55 – 90
35 – 59
8 – 30
0 - 10
100
90 – 100
85 – 100
75 – 100
60 – 78
12 – 40
0 – 10
100
95 – 100
95 – 100
90 – 100
80 – 100
15 – 50
0 – 15



15.  Persentase Agregat Halus
Persentase agregat halus dapat ditentukan dengan menggunakan Grafik 2., dengan data sebagai berikut :
            Ukuran Agregat Maksimum   = 20 mm
            Slump                                      = 50 mm         
            Faktor air semen                      = 0.43
Maka didapatkan,persentase agregat halus = 26.5 %







16.  Berat Jenis Relatif Agregat
Sebelum menghitung berat jenis relative agregat, kita harus menentukan persentase agregat halus dan kasar.
19.  Persentase Agregat Halus                   = 26.5 %
20.  Persentase Agregat Kasar       = 100 % - 26.5 %  = 73.5 %
Berat jenis untuk setiap Agregat diketahui :
21.  Agregat halus  = 2.62 gr/cm3
22.  Agregat kasar  = 2.65 gr/cm3
Berat jenis agregat gabungan dihitung sebagai berikut :
Bj. Ag = (persentase agregat halus x berat jenis agregat halus) + (persentase agregat kasar x berat jenis agregat kasar)
         = (26.5 % x 2.62) + (73.5 % x 2.65)
      = 2.64205 gr/cm3

17.  Berat jenis beton
Berat jenis beton diperoleh dari Grafik 3 (grafik hubungan kadar air bebas, berat jenis agregat gabungan) dengan data :
23.  Kadar air bebas                                   = 190 kg/m3
24.  Berat jenis agregat gabungan = 2.64 gr/cm3
Maka didapatkan berat jenis beton = 2400 kg/



GRAFIK 3 Perkiraan berat jenis beton basah yang dimampatkan secara penuh
.
18.  Kadar Agregat Gabungan
Kadar agregat gabungan = berat jenis beton – kadar semen – kadar air bebas
     = 2400 – 441.86 – 190
     = 1768.14 kg/m3

19.  Kadar Agregat Halus
Kadar agregat halus = persentase agregat halus x kadar agregat gabungan
     = 26.5 % x 1768.14
     = 468.5571 kg/m3

20.  Kadar Agregat Kasar
Kadar Agregat kasar = kadar agregat gabungan – kadar agregat halus
     = 1768.14 - 468.5571
     = 1299.5829 kg/m3


21.  Koreksi Proporsi Campuran Beton Silinder
Untuk mengetahui proporsi campuran beton silinder digunakan rumus :
Air                       = B – (Ck – Ca) x C/100 – (Dk –Da) x D/100
Agregat halus      = C + (Ck – Ca) x C/100
Agregat kasar      = D + (Dk – Da) x D/100
Dimana :
      B = Jumlah air (kg/m3)                                         = 190 kg/m3
      C = Jumlah aggregat halus (kg/m3)                      = 468.5571 kg/m3
      D = Jumlah aggregate kasar (kg/m3)                    = 1299.5829 kg/m3
      Ca = Absorbsi air pada aggregat halus (%)           = 1.8 %
      Da = Absorbsi air pada aggregat kasar (%)          = 3 %
      Ck = Kadar air aggregat halus (%)                       = 1 %
      Dk = Kadar air aggregat kasar (%)                       = 2 %
Maka,
Air                       = B – (Ck – Ca) x C/100 – (Dk –Da) x D/100
                             = 190 – (1% - 1.8 %) x 468.5571/100 – (2 % - 3 %) x 1299.5829/100
                             = 190.9265 kg/m3

Agregat halus     = C + (Ck – Ca) x C/100
                             = 468.5571  + (1% - 1.8 %) x 468.5571/100
                             = 467.7605 kg/m3

Agregat kasar    = D + (Dk – Da) x D/100
                             = 1299.5829  + (2 % - 3 %) x 1299.5829/100
                             = 1299.4529 kg/m3

Volume Silinder = π. r2.t
                             = 3.14 x 0.0752 x 0.3
                             = 0,00529875 m3

Faktor Koreksi  =  (n x Volume Silinder) + (Proportion Defective x n x Volume  Silinder)
                             =  (20 x 0,00529875) + (5 % x 20 x 0,00529875 )
                             =  0.11127375
Faktor Koreksi untuk Air Content  = 0.005556025

22.  Proporsi Campuran yang dibutuhkan untuk 20 benda uji silinder
Berat Air               = (Proporsi Air x Faktor Koreksi ) + (Proporsi Air x  Faktor koreksi untuk Air Content )
                                = (190.9265 x 0.11127375) + (190.9265 x 0.005556025)
                                = 22.3059 kg

Berat semen           = (Proporsi Semen x Faktor Koreksi ) + (Proporsi Semen x  Faktor koreksi untuk Air Content )
                                = (441.86 x 0.11127375) + (441.86 x 0.005556025)
                                = 51.6224 kg

Berat Agregat halus  = (Proporsi Agregat halus x Faktor Koreksi ) + (Proporsi Agregat halus x  Faktor koreksi untuk Air Content )
                                     = (467.7605 x 0.11127375) + (467.7605 x 0.005556025)
                                     = 54.6484 kg

Berat Agregat Kasar  = (Proporsi Agregat Kasar x Faktor Koreksi ) + (Proporsi Agregat Kasar x  Faktor koreksi untuk Air Content )
                                      = (1299.4529 x 0.11127375) + (1299.4529 x 0.005556025)
                                      = 151.8148 kg

Perbandingan Berat
Air
Semen
Agregat Halus
Agregat Kasar
22.3059 kg
51.6224 kg
54.6484 kg
151.8148 kg
1
2.31
2.45
6.81
Perbandingan Volume
Air
Semen
Agregat Halus
Agregat Kasar
0.0223059 m3
0.0343 m3
0.2085 m3
0.0573 m3
1
1.54
9.35
2.57


Berat jenis :
25.      Air                   = 1 gr/cm3 = 1000 kg/m3
26.      Semen                         = 1506 kg/m3
27.  Agregat halus  = 2.62 gr/cm3 = 2.62 x 103 kg/m3
28.  Agregat kasar  = 2.65 gr/cm3 = 2.65 x 103 kg/m
29.   

DAFTAR ISIAN (FORMULIR) PERENCANAAN CAMPURAN BETON

U R A I A N
TABEL/GRAFIK/PERHITUNGAN
NILAI
1. Kuat tekan yang  disyaratkan
Ditetapkan
40 N/mm­2 pada 28 hari
2. Deviasi Standar
Diketahui
5 N/mm­2
3. Nilai tambah (Margin)
Diperhitungkan
(k=1.64) 1.64x5 = 8.2
4. Kekuatan rata-rata yang ditargetkan
Uraian 1+3
40 + 8.2 = 48.2
5. Jenis Semen
Ditetapkan
Semen Portland Type 1
6. Jenis agregat:kasar
Jenis agregat:Halus
Ditetapkan
Ditetapkan
Batu Pecah
Alami
7. Faktor air semen bebas
Tabel 1, Grafik 1
0.43(diambil dari factor air semen terendah)
8. Faktor air semen maksimum
Ditetapkan pada Tabel 2
0.60
9. S l u m p
Ditetapkan
Slump 50 mm
10. Ukuran agregat maksimum ditetapkan
Ditetapkan
20 mm
11.Kadar air bebas
Tabel 3
190 kg/m3
12.Kadar semen
Uraian (11:7)
190/0.43= 441.860kg/m3
13. Kadar semen maksimum
Tidak ditetapkan (maka diabaikan)

14. Kadar semen minimum
Tabel 2
275 kg/m3 (Pakai jika lebih besar dari uraian12, lalu hitung ulang)
15. Faktor air semen yang disesuaikan
Karena uraian (14<12) maka yang digunakan uraian 12
441.860 kg/m3
16. Susunan besar butir agregat halus


17. Persen bahan lebih halus dari 4.8
Grafik 2
26.5%
18. Berat jenis rel.agregat (kering permukaan)
Diperhitungkan pada poin ke 18
2.64205 gr/cm3

19.  Berat jenis beton
Grafik 3
2400 kg/m3
20. Kadar agregat gabungan
Diperhitungkan dari uraian (19-12-11)
2400-441.860-190 = 1768.14 kg/m3
21. Kadar agregat halus
Uraian (17x20)
26.5% x1768.14= 468.5571 kg/m3
22. Kadar agregat kasar
Uraian (20-21)
1768.14-468.5571= 1299.5829 kg/m3


Tidak ada komentar:

Posting Komentar