Nama
: Yusron Dwi Mangestika Wicakso Sugianto
NPM : 18311874
Kelas
: SMTS - 05 - 2011 – C
Tugas 2
Pertanyaan
:
Jelaskan
bagaimana menerapkan nilai-nilai pancasila pada kasus-kasus kehidupan? Yang
dimaksud kasus-kasus kehidupan adalah kejadian atau peristiwa nyata yang
pelakunya manusia, jadi kasus kehidupan yang menyimpang diluruskan dengan
menerapkan nilai-nilai pancasila!
Jawab :
Penerapan nilai-nilai
Pancasila adalah upaya menjadikan nilai-nilai Pancasila bermanfaat bagi bangsa
dan negara untuk selama-lamanya. Dengan kata lain, bangsa Indonesia menghendaki
agar untuk selama-lamanya Pancasila menjadi pandangan hidup bangsa dan dasar
negara Indonesia. Hal ini bukan khayalan, sepanjang nilai-nilai Pancasila tetap
berakar pada kehidupan budaya bangsa Indonesia. Karena itu, nilai-nilai
Pancasila haruslah diamalkan dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat.
Untuk
mencapai tujuan tersebut diperlukan seperangkat usaha yang berpola, dengan
mempertimbangkan faktor yang mempengaruhi kelestarian nilai-nilai Pancasila.
Faktor-faktor itu antara lain ideologi lain yang berkembang dewasa ini;
perkembangan teknologi mutakhir di bidang komunikasi massa; transportasi dan
sebagainya.
Penerapan Pancasila
sebagai ideologi dapat ditempuh melalui berbagai cara, dan cara yang terbaik
adalah melalui pengamalan sehari-hari. Prinsip ini berarti bahwa nilai-nilai
Pancasila itu seharusnya menjadi motivasi semua tingkah laku rakyat Indonesia,
diamalkan sebagai bagian integral dalam kebudayaan bangsa.
Secara
formal menjadikan Pancasila sebagai Pendidikan Moral Pancasila (PMP) dalam
kurikulum di sekolah dan pemantapan Pancasila dalam penataran-penataran,
lokakarya-lokakarya serta penelitian adalah juga usaha pelestarian Pancasila.
Pelestarian seperti ini merupakan usaha pelestarian secara preventif, melalui
pembinaan yang berkesinambungan. Dalam hubungan ini tidak kurang pentingnya
adalah pengarahan dalam hal amaliahnya, sebagai perwujudan dari penerapan Pancasila
dalam kehidupan bermasyarakat. Di sinilah pentingnya Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila (P-4).
Menjadikan P-4 sebagai bagian yang integral dalam tata
budaya bangsa Indonesia, dan dapat menjelma sebagai tata laku yang hidup dalam
masyarakat secara wajar, akan menjadi faktor yang menentukan dalam usaha
pelestarian nilai-nilai Pancasila. Apabila Pancasila diamalkan dalam kehidupan
masyarakat sebagai pola berpikir dan bertindak, maka usaha pelestarian dapat
dikatakan sesuai dengan tujuannya.
1. Jalur-jalur yang digunakan
Jalur pendidikan
Pendidikan memegang peranan yang
sanagat penting dalam pengamalan pancasila, baik pendidikan formal (sekolah)
maupun nonformal(di lingkungan keluarga dan masyarakat), keduanya sangat erat
kaitannya dengan kehidupan manusia. Dalam pendidikan formal semua
tindak-perbuatannya haruslah mencerminkan nilai-nilai luhur Pancasila. Dalam
pendidikan keluarga pengamalan Pancasila harus ditanamkan dan dikembangkan
sejak anak-anak masih kecil, sehingga proses pendarah-dagingan nilai-nilai
Pancasila dengan baik dan menuntut suasana keluarga yang mendukung. Lingkungan
masyarakat juga turut menentukansehingga harus dibina dengan sungguh-sungguh
supaya menjadi tempat yang subur bagi pelaksanaan pengamalan Pancasila. Melalui
pendidikan inilah anak-anak didik menyerap nilai-nilai moral Pancasila.
Penyerapan nilai-nilai moral Pacasila diarahkan berjalan melalui pemahaman dari
pemikiran dan dan pengamalan secara pribadi. Sasaran pelaksanaan pedomaan
pengamalan Pancasila adalah perorangan, keluarga, masyarakat, baik dilingkungan
tempat tinggal masing-masing, maupun di lingkungan tempat bekerja.
Jalur media massa
Peranan media massa sangat
menjanjikan karena pengaruh media massa dari dahulu sampai sekarang sangat
kuat, baik dalam pembentukan karakter yang positif maupun karakter yang
negatif, sasaran media massa sangat luas mulai dari anak-anak hingga orang tua.
Sosialisasi melalui media massa begitu cepat dan menarik sehingga semua
kalangan bisa menikmati baik melalui pers, radio, televisi dan internet. Hal
itu membuka peluang besar golongan tertentu menerima sosialisasi yang
seharusnya belum saatnya mereka terima dan juga masuknya sosialisasi yang tidak
bersifat membangun. Media massa adalah jalur pendidikan dalam arti luas dan peranannya
begitu penting sehingga perlu mendapat penonjolan tersendiri sebagai pola
pedoman pengamalan Pancasila. Sehingga dalam menggunakan media massa tersebut
harus dijaga agar tidak merusak mental bangsa dan harus seoptimal mungkin
penggunaannya untuk sosialisasi pembentukan kepribadian bangsa yang
pancasilais. Jadi, untuk sosialisasi-sosialisasi yang mengancam penanaman
pengamalan Pancasila harus disensor.
Jalur organisasi sosial politik
Pengamalan Pancasila harus
diterapkan dalam setiap elemen bangsa dan negara Indonesia. Organisasi sosial
politi adalah wadah pemimpin-pemimpin bangsa dalam bidangnya masing-masing
sesuai dengan keahliannya, peran dan tanggung jawabnya. Sehingga segala unsur
dalam organisais sosial politik seperti para pegawai Republik Indonesia harus
mengikuti pedoman pengamalan Pancasila agar berkepribadian Pancasila karena
selain warga negara Indonesia, abdi masyarakat juga sebagai abdi masyarakat,
dengan begitu maka segala kendala akan mudah dihadapi dan tujuan serta
cita-cita hidup bangsa Indonesia akan terwujud.
2. Penciptaan suasana yang menunjang
Kebijaksanaan
pemerintah dan peraturan perundang-undangan
Penjabaran kebijaksanaan pemerintah
dan perundang-undangan merupakan salah satu jalur yang dapat memperlancar
pelaksanaan pedoman pengamalan pancasila dimana aspek sanksi atau penegakan
hukm mendpat penekanan khusus.
Aparatur negara
Rakyat hendaklah berpartisipasi
aktif di dalam menciptakan suasana dan keadaan yang mendorong pelaksanaan
pedoman pengamalan Pancasila. Dan aparatur pemerintah sebagai pelaksana dan
pengabdi kepentingan rakyat harus memahami dan mengatasi
permasalahan-permasalahan yang ada di dalam masyarakat. Sarana dan prasarana
dalam pelaksanaan pengamalan Pacasila perlu disediakan dan memfungsikan
lembaga-lembaga kenegaraan, khususnya lembaga penegak hukum dalam menjamin
hak-hak warga negaranya dan melindungi dari perbutan-perbuatan tercela.
Kepemimpinan dan pemimpin rakyat
Peranan kepemimpinan dan pemimpin
masyarakat, baik pemimpin formal maupun informal sangat penting dalam
pelaksanaan pedoman pengamalan. Mereka dapat menyampaikan bagaimana pola
pelaksanaan pedoman pengamalan Pancasila dan menyuruh bawahan atau umatnya
untuk mengikuti pola pedoman pelaksanaan Pancasila. begitu Pengamalan pancasila
akan tetep lestari.
Pengamalan Pancasila secara Subjektif dan Objektif
1. Pengalaman secara objektif
Pengamalan pancasila yang obyektif
adalah pelaksanaan dalam bentuk realisasi dalam setiap penyelengaraan negara,
baik di bidang legislatif,eksekutif, maupun yudikatif. Dan semua bidang
kenegaraan terutama realisasinya dalam bentuk peraturan perudang-undangan
negara Indonesia antara lain sebagai berikut :
Tafsiran UUD
1945, harus dapat dilihat dari sudut dasar filsafat negara pancasila
sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945 alenia IV
Pelaksanaan UUD
1945 dalam undang-undang harus mengingat dasar-dasar pokok pikiran tercantum
dalam dasar filsafat negara Indonesia
Tanpa mengurangi
sifat undang-undang yang tidak dapat diganggu gugat, iterprestasi
pelaksanaannya harus mengingat unsur-unsur yang terkandung dalam dassaar
filsafat negara.
Interprestasi pelaksanaan
undang-undang harus lengkap dan menyeluruh, meliputi seluruh perundang-undangan
dibawah undang-undang dan keputusan-keputusan administratif dari tingkat
penguasa penguasa negara, mulai dari pemerintah pusat sampai dengan dengan
alat-alat perlengkapan negara di daerah, keputusan-keputusan pengadilan serta
alat perlengkapnya,begitu juga meliputi usaha kenegaraan dan ermasuk rakyat. Dengan
demikian seluruh hidup kenegaraan dan tertip hukum Indonesia didasarkan atas
dan diliputi oleh asas filsafat, politik dan tujuan negara didasarkan atas asas
kerohanian Pancasila. Hal ini termasuk pokok kaidah negara serta pokok pikiran
yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945. Dalam realisasi pelaksanaan
konkretnya yaitu dalam setiap penentuan kebijakan dibidang kenegaraan antara
lain :
1. GBHN
2. Hukum,
perpu dan peradilan
3. Pemerintah
4. Politik
dalam dan luar negeri
5. Kesejahteraan
6. Kebudayaan
7.
Pendidikan
2. Pengamalan secara subjektif
Pengamalan pancasila pengamalan
pancasila yang subyektif adalah pelaksanaan dalam pribadi seseorang,warga
negara, individu, penduduk, penguasa, dan orang Indonesia. Pengamalan pancasila
yang subyektif ini justru lebih penting dari pengamalan yang karena pengamalan
yang subyektif merupakan syarat pengamalan pancasila yang obyektif. Dengan
demikian pelaksanaan pancasila yang subyektif ini berkaitan dengan kesadaran,
ketaatan, serta kesiapan individu untuk mengamalkan pancasila. Dalam pengertian
inilah akan terwujud jika suatu keseimbangan kerohanian yang mewujudkan suatu
bentuk kehidupan dimana kesadaran wajib hukum telah berpadu menjadi kesadaran
wajib moral. Sehingga dengan demikian suatu perbuatan yang tidak memenuhi wajib
melaksanakan pancasila.
Dalam pengamalan
pancasila yang subyektif ini bilamana nilai-nilai pancasila telah
dipahami,diresapi, dan dihayati oleh seseorang maka orang itu telah memiliki
moral pancasila dan jika berlansung terus menerus sehingga melekat dalam hati
maka disebut dengan kepribadian pancasila. Pengertian kepribadian bangsa
Indonseia dapat dikembalikan kepada hakikat manusia.Telah diketahui bahwa
segala sesuatu itu memiliki tiga macam hakikat yaitu :
Hakikat abstrak,
yaitu terdiri atas unsur-unsur yang bersama-sama menjadikan hal itu ada, dan
menyebabkan sesuatu yang sama jenis menjadi berbeda dengan jenis lain sehingga
hakikat ini disebut dengan hakikat universal. Contoh; jenis manusia, hewan,
tumbuhan.
Hakikat pribadi
yaitu ciri khusus yang melekat sehingga membedakan dengan sesuatu yang lain.
Bagi bangsa Indonesia hakikat pribadi ini disebut dengan kepribadian.Dan
hakikat pribadi ini merupakan penjelmaan dari hakikat abstrak.
Hakikat kongkrit yaitu hakikat
segala sesuatu dalam menyatakan kongkrit, dan hakikat ini merupakan penjelmaan
dari hakikat abstrak dan hakikat kongkrit.
Oleh karena itu bagi bangsa
Indonesia, pengertian kepribadian Indonsesia ini memiliki tingkatan yaitu :
a.
Kepribadian yang berupa sifat-sifat hakikat kemanusiaan
”monupluralis”jadi sifat-sifat kemanusiaan yang abstrak umum universal. Dalam
pengertian ini disebut kepribadian kemanusiaan, karena termasuk jenis manusia,
dan memiliki sifat kemanusiaan
b.
Kepribadian yang mengandung sifat kemanusiaan, yang telah
terjelma dalam sifat khas kepribadian bangsa Indonesia (pancasila) dan ditambah
dengan sifat-sifat tetap yang terdapat pada bangsa Indonesia, ciri khas,
karakter, kebudayaan dan lain sebagainya
c.
Kepribadian kemanusiaan, kepribadian Indonesia dalam
realisasi kongkritnya, setiap orang, suku bangsa, memiliki sifat yang tidak
tetap, dinamis tergantung pada keadaan manusia(Indonesia) perorangan secara
kongkrit. Berdasarkan uraian diatas maka pengamalan pancasila subyektif dari
pancasila meliputi pelaksanaan, pandangan hidup, telah dirumuskan dalam
P4(Pedoman Penghayatan Pengamalan Pancasila).
Realisasi pengamalan Pancasila dalam Bidang Ekonomi, Budaya,
Pendidikan dan Iptek
1. Bidang Ekonomi
Ekonomi yang berdasarkan Pancasila
tidak dapat dilepaskan dari sifat dasar individu dan sosial. Manusia tidak
dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain untuk memenuhi semua kebutuhanya
tetapi manusia juga mempunyai kebutuhan dimana orang lain tidak diharapkan ada
atau turut campur. Ekonomi menurut pancasila adalah berdasarkan asas
kebersamaan, kekeluargaan artinya walaupun terjadi persaingan namun tetap dalam
kerangka tujuan bersama sehingga tidak terjadi persaingan bebas yang mematikan
(Kaelan, 1996: 193). Dengan demikian pelaku ekonomi di Indonesia dalam
menjalankan usahanya tidak melakukan persaingan bebas, meskipun sebagian dari
mereka akan mendapat keuntungan yang lebih besar dan menjanjikan. Hal ini
dilakukan karena pengamalan dalam bidang ekonomi harus berdasarkan
kekeluargaan. Jadi interaksi antar pelaku ekonomi sama-sama menguntungkan dan
tidak saling menjatuhkan sehingga usaha-usaha kecil dapat berkembang dan
mendukung perekonomian Indonesia menjadi kuat.
2. Bidang budaya
Kebudayaan adalah kompleks yang
mencakup pengetahua, kepercayaan, moral,hukum, adat dan lain kemampuan serta
kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Begitu luas
cakupan kebudayaan tetapi dlaam pengamalan Pancasila kebudayaan bangsa
ketimuran, yaitu budaya bangsa yang sangat menjunjung tinggi sopan santun.
3. Bidang Pendidikan
Pendidikan adalah salah satu
piranti untuk membentuk kepribadian. Maka dari itu pendidikan yang dilaksanakan
harus sesuai diperhatikan. Pendidikan nasional harus dipersatukan atas dasar
Pancasila. Menurut Notonegoro (1973), perlu disusun sistem ilmiah berdasarkan
Pancasila tentang ajaran, teori, filsafat, praktek, pendidikan nasiona, yang
menjadi dasar tunggal bagi penyelesaian masalah-masalah pendidikan nasional.
Dengan begitu diharapkan tujuan pendidikan nasional dapat terwujud dengan
mudah. Tujuan pendidikan nasional adalah menciptakan manusia yang beriman,
bertaqwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis,
dan bertanggung jawab
Berikut
contoh dalam kehidupan nyata
Melati, gadis remaja dari keluarga yang dibilang cukup mampu. Melati
seorang mahasiswi di salah satu universitas di Jakarta, Indonesia. Ayah dan
Ibunya sibuk bekerja demi memenuhi kebutuhan Melati. Melati hidup serba
terpenuhi. Namun, dibalik semua itu Melati merasa ada yang kurang. Hidupnya
kerap kali kesepian karena tidak mendapatkan perhatian lebih dari orang tuanya.
Sampai-sampai Melati magang kerja, ikut les sana-sini untuk menghilangi
kesepiannya.
Sampai akhirnya dia diperkenalkan dengan Jaka, kakak sahabatnya sendiri,
Rena. Di awal perkenalan itu Melati merasa Jaka orang yang selama ini dia cari.
Orang yang bisa mengisi kesepiannya. Orang yang memiliki waktu lebih banyak
dibandingkan kedua orang tuanya. Akhirnya mereka memutuskan untuk menjalin
sebuah hubungan pacaran. Hubungan yang banyak dilakukan remaja kebanyakn
seperti mereka.
Namun setelah sekian lama mereka berpacaran, Jaka semakin aneh. Jaka
menjadi seorang pria yang kasar, arogan, dan egois. Tak sering dia memaksakan
kehendaknya kepada Melati. Dan tak sering juga Jaka mengucapkan kata-kata kasar
kepada Melati. Tak hanya itu, Jaka pun berani main tangan kepada Melati.
Seperti, menampar, memukuli Melati, dan masih banyak lagi.
Bimo, sahabat Melati, turut menjadi korban sikap Jaka yang arogan itu. Jaka
mengira kalau Melati dan Bimo punya hubungan lain selain persahabatan. Sampai
akhirnya terjadi ribut besar antara Jaka dan Melati. Seperti biasa Melati
mendapatkan perilaku kasar Jaka, bahkan kali ini paling sadis!
Sampai akhirnya Melati meminta pendapat Bimo dan memutuskan untuk menyerah.
Melati tidak kuat lagi dengan perilaku Jaka seperti itu. Melati sadar bahwa
Jaka tidak akan pernah berubah dan memutuskan hubungan pacaran mereka.
Berita terakhir yang Melati tahu tentang Jaka adalah setelah mereka putus,
Jaka mempunyai pacar baru. Namun, lagi-lagi Jaka memperlakukan pacarnya
tersebut dengan kasar. Sama seperti Jaka memperlakukan Melati. Karena perbuatan
tidak baik Jaka itu, dia dilaporkan ke polisi oleh pacar barunya dan dipenjara
untuk waktu yang cukup lama
Kutipan di atas adalah sebuah penggalan film pendek yang terinspirasi dari
kisah nyata seorang gadis yang tidak mau disebutkan namanya yang berjudul
"Kekerasan dalam Berpacaran". Menurut Yustina Rostiawati seorang
Peneliti Senior PKPM Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, kekerasan dalam
berpacaran adalah sebuah bentuk penyimpangan sosial perorangan. Pelaku dan
korban kekerasan pun dapat berasal dari berbagai lapisan masyarakat.
Di sini saya akan menjabarkan korelasi atau hubungan dari film tersebut
dengan nilai-nilai Pancasila yang berlaku di Indonesia.
Dapat terlihat jelas bahwa terjadi penyimpangan yang sangat jelas dengan
perilaku Jaka (tokoh utama pria) dengan nilai pancasila.
1. Ketuhanan
yang Maha Esa
Telihat
jelas Jaka tidak memiliki rasa Ketuhanan yang tinggi. Karena dalam agama islam,
seluruh mahluk hidup ciptaan Allah harus diperlakukan dengan baik. Khususnya
seorang wanita. Karena dari seorang wanita dapat muncullah sebuah kehidupan
baru. Tapi di film tersebut Jaka memperlakukan Melati seenaknya. Tidak
mengindahkan norma-norma agama yang berlaku. Sungguh nilai sila pertama tidak
ada di film tersebut.
2. Kemanusiaan
yang Beradab
Apakah sikap
Jaka beradab? sungguh tidak. Perilaku semena-menanyayang dimiliki sungguh tidak
beradab. Memperlakukan kasar seorang wanita sungguh bukan perilaku yang
seharusnya diamalkan sesuai dengan sila kedua ini.
3. Persatuan
Indonesia
Erat pula
hubungannya dengan sila ketiga. Apabila sikap Jaka yang terus-terusan seperti
itu, sungguh dapat merusak persatuan hubungan antara Jaka dan Melati. Bahkan
hubungan persatuan Jaka dengan sahabat-sahabat dan keluarga Melati.
4. Kerakyatan
yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Pemusyawaratan Perwakilan
sosok
seorang pemimpin dari seorang pria yang seharusnya menunjukkan sikap bijaksana,
penuh tanggung jawab, berbudi luhur dalam memimpin pengikutnya. Namun dalam
film tersebut sikap kepemimpinan yang seharusnya dimiliki Jaka tidakada.
Malahan dia memperlakukan Melati layaknya seorang budak. Sungguh Jaka tidak
memenuhi pengamalan sila keempat pancasila.
5. Keadilan
Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Kata adil sungguh jauh dari Melati
dan Jaka. Melati merasa seperti tertekan, takut karena segala peraturan dan
perilaku Jaka. Hak Asasi Manusia adalah hak mutlak yang dimiliki tiap-tiap
orang. Hak asasi Melati justru telah direbut Jaka hingga akhirnya keadilan diantara
mereka sudah tidak ada lagi. Untuk kesekian kalinya, film tersebut tidak
mengamalkan nilai-nilai pancasila.
Kesimpulan
Bangsa Indonesia mempunyai
pancasila sebagai dasar kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia, nilai dan
norma yang terkandung di dalamnya merupakan keinginan dari bangsa Indonesia
yang harus di amalkan. Pengamalan Pancasila secara subjektif akan memperkuat
pengamalan Pancasila secara objektif. Pengamalan Pancasila ini harus di lakukan
dalam berbagai bidang kehidupan di negara Indonesia agar Pancasila benar-benar
berperan sebagaimana Fungsi dan kedudukannya dan supaya tujuan serta cita-cita
bangsa Indonesia mudah terwujud.
Casumo Casino Site - ᐈ 20+ | ✌ CasumoCasino
BalasHapusBonuses, promotions and deposit methods at Casumo Casino ✓ Best Bonuses & Slots ✓ New Casino Offers septcasino Play at Casumo youtube mp3 Casino, and choegocasino win!